1. Sila Pertama yang berbunyi Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Yaitu setiap orang diberi kesempatan
untuk beragama. Maksud kata kesempatan dalam konteks esensi pancasila pada
kalimat tersebut adalah kesempatan yang sebebas-bebasnya baik dalam memilih
maupun menjalankannya.
·
Contoh
penerapan esensi sila ketuhanan Yang Maha Esa :
Di dalam sebuah keluarga, tidak ada
hak bagi orang tua untuk memaksa anak-anaknya dalam hal memilih atau menentukan
kepercayaan yang akan di anut. Tetapi, orang tua boleh menyarankan !.
2. Sila Kedua Yaitu Kemanusiaan Yang
Adil Dan beradab
Sila ini ditempatkan kedua setelah
sila pertama karena yang akan mencapai tujuan dan nilai-nilai yang didambakan
oleh negara adalah manusianya. Apabila manusianya hidup rukun, kreatif dan
bertanggung jawab maka negara Indonesia akan mencapai tujuan dan keinginan yang
didambakan. Manusia yang bersifat monodualis yaitu memiliki susunan
kodrat yang terdiri atas jasmani dan rohani.
Ciri-ciri mahluk
jasmani dan mahluk rohani :
-
Mahluk
jasmani yaitu benda mati, tumbuhan, dan hewan.
-
Mahluk
rohani yaitu akal, rasa, karsa, dan sifat.
Sifat kodrat
manusia yaitu sebagai mahluk individu, dan mahluk Tuhan. Setelah prinsip
kemanusiaan dijadikan landasan maka untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan
manusia- manusia perlu untuk bersatu antar masyarkat, tetapi tidak mebedakan
suku, ras, dan bahasa.
·
Contoh penerapan
esensi kemanusiaan yang adil dan beradab :
Seorang majikan tidak boleh
memperlakukan pembatu rumah tangganya di luar batas-batas yang tidak
berperikemanusiaan. Misalnya : majikan menyiksa pembantunya.
3. Sila Ketiga Yaitu Persatuan
Indonesia
Sila ketiga ini kaitanya eratnya
dengan nasionalisme. Rumusan sila ketiga tidak mempergunakan awalan (ke) dan
akhiran (an), tetapi awalan (per) dan akhiran (an), dimaksudkan ada dimensi
yang bersifat dinamik dari sila ini. Persatuan atau nasionalisme Indonesia
terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa, agama, bahasa, tetapi dilator
belakangi oleh sejarah (historis) dan etika (etis). Sejarah (historis) artinya
karena senasib sepenanggungan akibat penjajahan. Etis, artinya berdasarkan
kehendak luhur untuk mencapai cita-cita moral sebagai bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena itu persatuan Indonesia, bukan
sesuatu yang terbentuk sekali dan berlaku untuk selama-lamanya. Persatuan
Indonesia merupakan sesuatu yang selalu harus diwujudkan, diperjuangkan,
dipertahankan, dan diupayakan secara terus-menerus. Semangat persatuan atau nasionalisme
Indonesia harus selalu dipompa, sehingga semakin hari semakin kuat.
·
Contoh
penerapan esensi persatuan indonesia :
Menghindari atau meminimalkan sifat
chausinisme maupun primadidadisme yang sering menjadi momok / masalah
multikultur dan mampu serta mau mengakui bahwa perbedaan itu baik adanya.
4. Sila Keempat Yaitu Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanan Dalam Permusyawaratan Atau Perwakilan.
Sila Keempat merupakan cara-cara
yang harus ditempuh oleh rakyat indonesia dalam membebaskan dari penjajahan dan
memerdekakan agar diakui suatu negara yang berdaulat dan memiliki
undang-undang. Dalam sila keempat ini dijelaskan juga bahwa bangsa indonesia
sejak jaman penjajahan selalu melakukan permusyawaratan bila akan melawan atau
mempertahankan daerah bangsa indoensia dari para penjajah dan dari dulu segala
sesuatu peraturan yang menyangkut soal rakyat indonesia pasti di tangani oleh
pemerintah.
·
Contoh
penerapan esensi kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan :
Desa Panca Mulya Unit 3, kecamatan
Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, provinsi Jambi, Indonesia mendapatkan
sebuah masalah berupa jembatan rusak. Bila jembatan itu tidak segera diperbaiki
maka jalur yang menghubungkan pertanian kelapa sawit warga desa Panca Mulya
akat terganggu. Karena masah tersebut harus segera di tanggulangi, warga
tersebut berkumpul dan melakukan urung rembuk (demokrasi) bagaimana cara
menyelesaikan masalah tersebut. Ternyata setelah dilakukannya urung rembuk
diperolehlah solusi sebagai berikut : mengumpulkan dana dari iuran warga, ada
sebagian warga yang mencari kayu, ada yang merancang kontruksi bangunan
jembatan, ada yang membeli peralatan material (semen, paku, pasir, dll) dan
para wanita menyiapkan hidangan konsumsi.
5. Sila kelima Yaitu Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Bangsa Indonesia.
Sila Kelima merupakan sila terakhir
karena sila ini merupakan untuk selalu menggambarkan dalam bertindak supaya
bersikap adil kepada setiap warga negara indonesia, tanpa membedakan status
sosial, suku, ras, dan bahasa sehingga tujuan dari bangsa Indonesia akan
tercapai dengan keikiutan serta semua rakya bangsa indonesia dalam mewujudkan
suatu negara yang adil dalam segala hal.
·
Contoh
penerapan esensi keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia :
Pemerintah mengadakan program wajib
sembilan tahun bagi warga masyarakat indonesia guna mengatasi pendidikan yang
masih terlalu rendah di kalangan masyarakat indonesia.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar