Powered By Blogger

Jumat, 22 Mei 2015

Esensi nilai-nilai pancasila



1.      Sila Pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Yaitu setiap orang diberi kesempatan untuk beragama. Maksud kata kesempatan dalam konteks esensi pancasila pada kalimat tersebut adalah kesempatan yang sebebas-bebasnya baik dalam memilih maupun menjalankannya.

·         Contoh penerapan esensi sila ketuhanan Yang Maha Esa :
Di dalam sebuah keluarga, tidak ada hak bagi orang tua untuk memaksa anak-anaknya dalam hal memilih atau menentukan kepercayaan yang akan di anut. Tetapi, orang tua boleh menyarankan !.

2.      Sila Kedua Yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan beradab
Sila ini ditempatkan kedua setelah sila pertama karena yang akan mencapai tujuan dan nilai-nilai yang didambakan oleh negara adalah manusianya. Apabila manusianya hidup rukun, kreatif dan bertanggung jawab maka negara Indonesia akan mencapai tujuan dan keinginan yang didambakan. Manusia yang bersifat monodualis yaitu memiliki susunan  kodrat yang terdiri atas jasmani dan rohani.

Ciri-ciri mahluk jasmani dan mahluk rohani :
-          Mahluk jasmani yaitu benda mati, tumbuhan, dan hewan.
-          Mahluk rohani yaitu akal, rasa, karsa, dan sifat.
Sifat kodrat manusia yaitu sebagai mahluk individu, dan mahluk Tuhan. Setelah prinsip kemanusiaan dijadikan landasan maka untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan manusia- manusia perlu untuk bersatu antar masyarkat, tetapi tidak mebedakan suku, ras, dan bahasa.
·         Contoh penerapan esensi kemanusiaan yang adil dan beradab :
Seorang majikan tidak boleh memperlakukan pembatu rumah tangganya di luar batas-batas yang tidak berperikemanusiaan. Misalnya : majikan menyiksa pembantunya.

3.      Sila Ketiga Yaitu Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini kaitanya eratnya dengan nasionalisme. Rumusan sila ketiga tidak mempergunakan awalan (ke) dan akhiran (an), tetapi awalan (per) dan akhiran (an), dimaksudkan ada dimensi yang bersifat dinamik dari sila ini. Persatuan atau nasionalisme Indonesia terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa, agama, bahasa, tetapi dilator belakangi oleh sejarah (historis) dan etika (etis). Sejarah (historis) artinya karena senasib sepenanggungan akibat penjajahan. Etis, artinya berdasarkan kehendak luhur untuk mencapai cita-cita moral sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena itu persatuan Indonesia, bukan sesuatu yang terbentuk sekali dan berlaku untuk selama-lamanya. Persatuan Indonesia merupakan sesuatu yang selalu harus diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan, dan diupayakan secara terus-menerus. Semangat persatuan atau nasionalisme Indonesia harus selalu dipompa, sehingga semakin hari semakin kuat.
·         Contoh penerapan esensi persatuan indonesia :
Menghindari atau meminimalkan sifat chausinisme maupun primadidadisme yang sering menjadi momok / masalah multikultur dan mampu serta mau mengakui bahwa perbedaan itu baik adanya.

4.      Sila Keempat Yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanan Dalam Permusyawaratan Atau Perwakilan.
Sila Keempat merupakan cara-cara yang harus ditempuh oleh rakyat indonesia dalam membebaskan dari penjajahan dan memerdekakan agar diakui suatu negara yang berdaulat dan memiliki undang-undang. Dalam sila keempat ini dijelaskan juga bahwa bangsa indonesia sejak jaman penjajahan selalu melakukan permusyawaratan bila akan melawan atau mempertahankan daerah bangsa indoensia dari para penjajah dan dari dulu segala sesuatu peraturan yang menyangkut soal rakyat indonesia pasti di tangani oleh pemerintah.

·         Contoh penerapan esensi kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan :
Desa Panca Mulya Unit 3, kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, provinsi Jambi, Indonesia mendapatkan sebuah masalah berupa jembatan rusak. Bila jembatan itu tidak segera diperbaiki maka jalur yang menghubungkan pertanian kelapa sawit warga desa Panca Mulya akat terganggu. Karena masah tersebut harus segera di tanggulangi, warga tersebut berkumpul dan melakukan urung rembuk (demokrasi) bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Ternyata setelah dilakukannya urung rembuk diperolehlah solusi sebagai berikut : mengumpulkan dana dari iuran warga, ada sebagian warga yang mencari kayu, ada yang merancang kontruksi bangunan jembatan, ada yang membeli peralatan material (semen, paku, pasir, dll) dan para wanita menyiapkan hidangan konsumsi.



5.      Sila kelima Yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Bangsa Indonesia.
Sila Kelima merupakan sila terakhir karena sila ini merupakan untuk selalu menggambarkan dalam bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga negara indonesia, tanpa membedakan status sosial, suku, ras, dan bahasa sehingga tujuan dari bangsa Indonesia akan tercapai dengan keikiutan serta semua rakya bangsa indonesia dalam mewujudkan suatu negara yang adil dalam segala hal.

·         Contoh penerapan esensi keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia :
Pemerintah mengadakan program wajib sembilan tahun bagi warga masyarakat indonesia guna mengatasi pendidikan yang masih terlalu rendah di kalangan masyarakat indonesia.



Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar